Rabu, 06 Mei 2015

Syibil

Satu Tubuh Majemuk Jiwa
Sebelum Sybil beredar, hanya ada 75 kasus kepribadian majemuk yang dilaporkan. Satu dekade kemudian telah ada 40 ribu kasus yang mendapat penanganan serius.

nih,gua mau nyeritain sebuah buku yg menurut gua keren banget,gua dibeliin sama abang gua,gua kira buku ini ngebosenin,padahal...
coba baca sendiri.

Sybil, ah... apa yang kau inginkan dariku? Sybil Isabel Dorsett, gadis kerempeng itu, 31 umurnya, 39 kilogram beratnya cuma, 158 sentimeter tingginya. Terlalu pendek untuk potongan tubuh gadis Amerika kebanyakan.

Pucat pula wajahnya. Praktis tak ada yang menarik dari mahasiswi Universitas Columbia itu kecuali IQ-nya yang mencapai 170. Di tangan penulis Flora Rheta Schriber, kisah gadis rapuh dari Willow Corners, Wisconsin itu menjadi besi berani bagi pembacanya.

Sybil yang diterbitkan pada 1973 menghentak dan laku jutaan eksemplar. Di Indonesia, buku yang diterjemahkan dengan sangat bagus oleh psikolog Sarlito Wirawan pada 1984 ini telah memasuki cetakan ke-12.

Bagi dunia psikologi, Sybil menjadi semacam pengungkapan. Istilah penyimpangan kepribadian ganda (MPD)--sekarang penyimpangan kepribadian dissosiatif (DPD)--yang sebelumnya dibincangkan secara terbatas di kalangan psikolog atau psikiater meluas menjadi perbincangan umum.

Sebelum Sybil beredar, hanya ada 75 kasus kepribadian majemuk yang dilaporkan. Satu dekade kemudian telah ada 40 ribu kasus yang mendapat penanganan serius.

Sybil punya 16 kepribadian. Masing-masing punya nama. Ada Peggy Lou yang temperamental, Vicky yang berpenampilan elegan tapi sok pintar, Mary yang keibuan dan hanya tahu perkara seputar rumah, Vanessa yang atraktif tapi membenci agama, serta Marcia yang kontemplatif dan menyukai puisi dan lukisan.

Di luar mereka, muncul pula dua lelaki di tubuh Sybil: Mike dan Sid, sepasang tukang kayu yang tak menyukai urusan perempuan. Dan satu lagi, Ruthie, sosok termuda di antara 16 alter-ego itu.

Ruthie baru berusia dua tahun! Bagaimana mungkin pribadipribadi yang punya karakter berlainan dan sering bertentangan itu bisa menghuni di satu tubuh? Bahkan satu karakter bisa mengambil alih tubuh Sybil, sementara sang pemilik tubuh tak pernah menyadarinya?

Aku tertegun ketika membaca cerita Peggy Lou yang berusaha bunuh diri dengan memecah kaca loteng ruang praktek Dr Cornelia Wilbur, psikiater yang merawat Sybil. Beberapa detik setelah drama menegangkan itu Sybil kembali ke tubuhnya dan terheran-heran melihat kaca ruang praktek sang dokter berantakan.

"Mengapa kaca jendela itu pecah?" tanya Sybil. Pada saat yang lain ketika Vicky menguasai tubuh Sybil, ia membelanjakan uang Sybil dengan boros. Vicky membeli gaun aneka warna untuk pergi ke pesta. Saat sosok Vicky menghilang, Sybil terkejut menyaksikan lemari pakaiannya penuh gaun padahal ia merasa tak pernah membelinya.

Anak tunggal Hattie dan Willard Dorsett itu didiagnosis mengalami fuga, perpecahan kepribadian yang ditandai dengan amnesia dan fisiknya lepas dari lingkungan sesaat. Tak cuma sesaat, Sybil bahkan telah kehilangan waktu bertahun-tahun.

Ia misalnya "melewatkan" masa sekolah dasarnya dua tahun. Sybil merasa masih kelas 3, padahal ia sudah duduk di kelas 5. Dr. Wilbur tak yakin Sybil mengidap skizofrenia. Ia bahkan mencampakkan dugaan itu. Ia lebih percaya, dan dugaan itu kian hari kian menguat, Sybil mengalami histeria pada masa lalunya.

Wilbur pun mencoba mencari akar persoalan yang menyebabkan Sybil punya banyak keping kepribadian. Ia membuat psikoanalisis sendiri dengan mengajak berbincang Sybil dan kawan-kawannya sebanyak mungkin. Di tahun-tahun pertengahan terapi, Wilbur memberi obat penenang sodium penthotal.

Di ujung terapi, Wilbur menggunakan terapi hipnotis untuk mempersatukan 16 wajah Sybil. Ia menghabiskan waktu 11 tahun untuk menyembuhkan Sybil. Wilbur mencoba menganalisis mengapa Sybil bisa menjadi sosok pemurung, penyendiri, penakut, cepat putus asa, membenci tangan, membenci suara musik, takut memegang gelas, dan tak menyukai perempuan berambut putih.

Pusat kebencian itu pun ditemukan: sang ibu. Hattie menganggap Sybil sebagai anak setan. Pada mulanya, Hattie dan Willard mengharapkan kehadiran anak, tapi selalu keguguran. Saat ia tak berharap punyaanak, Sybil justru lahir.

Setiap hari, Hattie tak pernah melepaskan Sybil pergi sendirian kecuali ke sekolah. Sybil menuruti semua perintah sang ibu. Ketika Sybil memecahkan gelas, Hattie pun dengan ringan melayangkan tangannya.

Saat Sybil menangis, Hattie mengikatnya di kaki piano dan ibunya memainkan musik dengan sangat keras. Dan ini yang menggiriskan, perempuan berambut putih itu menggelar upacara tiap pagi: membuka vagina sang anak dan memasukkan dengan paksa bermacam-macam benda yang melintas di benaknya--botol kecil, lampu baterai, gagang pisau, gesper dan bahkan sepatu sang anak.

"Kau nanti akan terbiasa," kata ibu. "Itulah yang akan dikerjakan laki-laki kepadamu kalau kau dewasa. Mereka memasukkan benda-benda ke dalam badanmu dan mereka menyakitimu dan kau tidak bisa menghentikan mereka. Kalau mereka sudah bosan dengan satu perempuan, mereka cari yang lain. Jadi saya harus mempersiapkanmu."

Willard tak pernah tahu ulah istrinya dan tak ingin tahu. Saat mempersiapkan anaknya berangkat sekolah, Willard memasangkan sepatu di kaki sang anak. Sybil menjerit-jerit melihat sepatu itu, sementara Willard menatap anaknya dengan terheran-heran.

Aku tercenung membaca bagian ini. Terbuat dari apakah hati Hattie? Aku geram sekaligus iba. Dari mana kekejian itu bersumber? Aku mencoba melihat diri sendiri, mencoba mengingatingat pada episode apa aku pernah membenci ibu atau ayahku?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar